Kamis, 10 Maret 2011

Imam yg gagal

"Berkatalah ia kpd mreka :"Mengapa km melakukan hal2 yg begitu, sehingga ku dengar dr segenap bangsa ini tentang perbuatan-perbuatanmu yg jahat itu?"(1 Sam 2:23)


Kalau ada seorang pencuri yg kemudian memiliki sorang anak yg berprofesi sama dengan bapakny a munkin hal ini wajar saja. Sebb pepatah bilang [Meskipun kebenarannya tdk mutlak 100%] :"Buah ydk jatuh jauh dr pohonnya," yg artinya sebagaimana bapaknya demikian juga sang anak. Kalau bapaknya baik maka anaknya juga baik.

Tetapi berbeda dengan anak2 Imam Eli : Hofni dan Pinehas. Sang bapak adalah seorang imam tetapi anaknya menjadi imam gadungan. Mengapa saya katakan demikian ?? Sebab mereka tidak bersikap Dan bertindak selayaknya seorang imam seperti bapaknya. Oleh sebab itu Alkitab berkata tentang mreka demikian, "Adapun anak2 lelaki Eli adalah seorang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN,"(1 Sam 2:12)

ini salah siapa ?? Salah bapaknya -imam Eli. Mengapa? Sebab imam Eli tidak mendidik mereka hidup sebagaimana kehidupan seorang imam. Seandainya saja imam Eli bersikap tegas terhadap mereka mreka pastilah mereka tidak melakukan hal2 yg jahat, sebaliknya mereka akan menghargai panggilan Tuhan atas hidup mereka sebagaiman seorang imam.

Berbeda dengan Samuel yg sudah sejak kecil diperkenalkan kehidupan seorang amam dan bagaiman cara menghargai panggilan Tuhan atas hidupnya.
Hasilnya ? Tidak ada 1 pun firman yg dibiarkan gugur. Luar biasa! Hofni dan Pinehas berjubah seorang imam tetapi hati mereka jahat di mata Tuhan. Mereka adalah Imam2 yg gagal. Anda dan saya dipanggil untuk menjadi seorang Imam? "dan yg telah membuat kita menjadi suatu kerajaan[menjadi raja2], menjadi imam2 bagi Allah, Bapa-Nya,- bagi dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin."(Wahyu 1:6).

Dan kita tdk ingin menjadi imam yg gagal. Sebab tugas imam adalah sebagai perantara -ikut menanggung beban orang lain, tetapi itu tdk dilakukan oleh anak2 Eli, mereka malah mengambil keuntungan dari orang lain untuk pribadi mereka sendiri.
-Supaya kita tidak menjadi seorang imam yg gagal, hidup kita harus sesuai dengan jubah yg kita pakai. Kita dipanggil sebagai seorang imam itulah jubah kita maka hati kita juga harus bersikap sebagai seorang imam. Dan kita harus tegas tanpa kompromi terhadap dosa yg berusaha menjatuhkan panggilan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar